Ku kira
hidupnya sempurna. Tapi ternyata, tak sesempurna yang ku bayangkan. Dari obrolan
singkat siang itu, aku tahu betapa dia kurang beruntung. Bercerita tentang “hidupnya”,
tentang keluarganya, tentang masa kecilnya, tentang sekolahnya. Ibunya yang sudah
meninggal, ayahnya yang “gila”, saudaranya yang tak mempedulikannya. Yang dipunya
hanya eyang putri dan kakak laki – laki. Meskipun sudah berkeluarga dan
mempunyai seorang anak yang lucu, tapi batinnya masih ingin merasakan
kebahagiaan masa kecilnya. Tapi, dia hanya bisa berharap. Dia harus bekerja
keras bersama suaminya demi hidup dan anaknya. Tapi dia tak pernah menyalahkan
keadaan dan takdirnya. Dia hanya bersyukur bisa melewati itu semua. “Kamu
bersyukur Yuk masih dikasih orang tua yang lengkap. Dengan keadaan yang
mencukupi.” Kalimat itu yang dilontarkannya pada ku siang itu. Aku ngerasa kesetrum. Orang tua yang lengkap,
keadaan yang mencukupi. Ya! Itu semua ada padaku. Orang tuaku alhamdulillah
masih menemaniku sampai saat ini. Dengan kasih sayang dan cinta yang mereka
berikan membuatku sangat bahagia. Meskipun tak ku punya adik atau kakak.